Aku selalu berpikir bahwa dunia ideal yang aku kehendaki takkan pernah hadir, maka dari itu aku membuang semua yang ideal didalam pikiranku agar tidak terjebak kedalam lembah kepalsuan bernama optimisme. Aku percaya bahwa hidup terkutuk ini akan selamanya terkutuk dan tidak ada yang ideal di kehidupan terkutuk ini.
Mungkin saja aku salah, mungkin saja aku menjadi pesimis karena aku seorang penakut yang tidak mau mengambil resiko sekecil apapun. Tentu seorang pecundang, sampah peradaban atau orang terbuang seperti aku pasti bakal berpikir kedua kali untuk meninggalkan kenyamanan-kenyamanan yang selama ini sudah aku dapat, maksudku memangnya apa yang bisa aku dapat jika aku meninggalkan itu semua? toh pada akhirnya kita meninggalkan kenyamanan untuk mencari kenyamanan lainnya bukan? lalu apa yang berubah? Seperti kisah Sisifus yang dikutuk oleh dewa untuk menggelindingkan batu besar ke atas bukit lalu ketika sampai puncaknya dia harus ke bawah bukit untuk mengulanginya lagi dan lagi.
